Senin, 15 Desember 2014

Berangkat Dari Pengalaman (si iseng)


Kabar menggembirakan datang dari speker masjid at-taqwa dasan rumbuk kabar, akan  datangnya malam peringatan maulid Nabi Muhammad saw, yang membuat sumringah senyum anak-anak kecil yang tengah bermain kelereng di halaman rumah Siti Rumanah. 

Ee nteh-nteh pade ulek, gin ne pada gorok manok wah inan te ne,,,!! (bahasa rumbuk asli) salah satu anak laki-laki mengajak teman-temannya yang lain menyudahi permainan.,sudah dekat malam peringatan maka yang menjadi puncaknya adalah kedatangan penyayi kasidah terkenal di Lombok timur.

Diperempatan jalan yang di sampingnya ada masjid, terdapat bok (tempat duduk)  lengkap dengan para pemuda dan remaja masjid, diantaranya ada tiga laki-laki  berwajah tampan namun tak sempurna ,ada si wildan seorang bongkok, sirojudin buta sebelah, dan nasib si kepak (lumpuh ) sebelah. Terdengar bisik-bisik diantara mereka, seputar akan datangnya
areaberita.blogspot.com
sumaiah penyayi kasidah dari tanjung luar, 



Nasib : ngumbe ongkan te adek te tegitak sekedik sik sumaiah   ahh? (gimana caranya biar dilihat sama      sumaiah ya?

Sirojudin : Mule mek sik licik lamun te wah dencot setoek, te taok ke dirik te lok sekenik.( memang licik kamu, sudah lumpuh, nadak tau diri,kamu ini!)

Wildan : wah wah ke besual, ne ku pada ajar anta,(sambil berbisik) (sudah sudah sini ku ajarin)

Tibalah malam puncak perayaan mauled nabi desa kabar,aksi tiga murid keluaran SLB selong. Dentuman rebana membahana di sekitar pelataran masjid, remaja masjid yang sudah menyiapkan segala perlengkapan mulai dari panggung tempat diadakannya festival pembacaan solawat nabi sampai pada fashion fashion makanan khas mauled nabi, sangat meriah, kemeriahannya sampai terasa di jalan raya, tepatnya permpatan tempat mangkal sirojudin, wildan dan nasib, menanti sumaiah si penyayi kasidah.

Sumaiah turun dari dokar lengkap beserta penyayi suara satu dan suara dua, grogi, dan keringat dingin keluar dari pori-pori ketiga tiga mereka. 


Jurus pertama, diambilnya potongan bata oleh wildan, lalu dengan gaya khas bongkoknya dia menggaris jalan yang akan di lewati sumaiah,


“ minggir sedikit mbak,minggir sedikit sebentar saja mbak, lagi garis lapangan jadi batas tempat parkir tamu”  ucap wildan sambil menggeser geser pantatnya di antara kaki sumaiah.


Lalu menyambut sirojudin yang buta sebelah dari ujung garis dengan suara lantang dan sedikit pamer agar dilirik sumiyah “ garisnya agak bengkok will cobak papahang ye sekedik,agak bengkok ke kanan” ujarnya sambil mengedipkan mata kejesnya.


Tak mau kalah  Nasib melangkahi dari belakang pundak Sirojudin, “alah masak garis parkir tidak bermutu seperti ini” diseret kaki lumpuhnya untuk menghapus garis yang di buat wildan.

Sumaiyah tersipu malu di goda oleh ketiga lelaki tanpan tanpa terlihat cacatnya.
Share On:

0 komentar:

Posting Komentar

 
;