Senin, 16 Februari 2015 0 komentar

Perlindungan TKI Berbasis Komunitas.


Vivanews

Seperti tertera dalam UU yang mengatur tentang buruh migran, menyatakan tidak ada seorang pun yang ingin menjadi tenaga kerja, setiap orang berhak mendapatkan penghidupan yang layak dari pemerintah.

Pada acara konferensi pers, Senin (16/2) di Lesehan Iji Gading Kota Mataram, rekan dari TIFA menyinggung tentang prinsip yang di lakukan selama ini untuk menunaikan hak tenaga kerja atau buruh migran sesuai dengan UU tersebut, ia menyatakan lebih baik melakukan perlindungan dan pemberdayaan yang maksimal daripada harus melakukan rehabilitasi seperti yang kerap kali terjadi dalam berbagai kasus kepulangan TKI contohnya disharmonisasi.

Lebih lanjut di bahas mengenai sepak terjang pemerintah dalam menangani berbagai kasus buruh migran di paparkan oleh Renata selaku program meneger untuk human rights and justice di yayasan TIFA,” kami sudah berusaha semaksimal mungkin melakukan pemberdayaan dan perlindungan melalu program pembuatan perlindungan TKI berbasis komunitas” 

Program perlindungan TKI berbasis komunitas  ini di lakukan berdasarkan analisis kehidupan TKI di mulai dari sejak keberangkatan sampai kepulangannya ke tanah air. “sistem yang buruk dalam bentuk pengawasan memang selalu di benahi, tetapi penyebab dari semua itu harus juga kita pikirkan penyelesaianya, seperti rekrutmen door to door yang di lakukan para calo TKI, padahal seharusnya masyarakat harus mengurus prosedural pemberangkatan melalui bursa kerja”  ujar saleh, selaku orang yang bergabung dalam NGO.

Mengenai perlindungan TKI berbasis komunitas  tidak dengan cara memberdayakan dan melatih semua TKI bermasalah, tetapi dengan memberdayakan satu orang dengan alokasi dana 25 juta, biarpun mahal untuk di hitung perorang namun terbukti efektif. Satu dua orang terlatih ini akan menulari TKI-TKI lainnya. Jadi tidak perlu melatih banyak orang 25 juta yang keluar cukup untuk merubah sekelompok orang dalam waktu singkat dan pengawasan di lakukan sampai akhir.

Detik 
Permasalahan terberat dalam menangani kasus buruh migran di amati dari sudut pandang pengelolaan remiten setiap kepulangan TKI, mungkin satu dua bulan pasca kepulangan mantan TKI mampu membelikan berbungkus-bungkus rokok dan di bagikan kepada kawan saat ngumpul-ngumpul, lama kelamaan dari rokok bungkus menjadi rokok perbiji, 

Anak istr hanya mampu di belikan baju dan celana sepasang, dalam artian remiten yang di hasilkan tidak mampu menyejahterakan keluarga TKI dalam jangka waktu panjang, dan ujung-ujungnya akan kembali lagi merantau setelah satu dua bulan berada di kampung halaman.

Itulah salah satu tema besar dalam menggalakkan program TIFA tersebut. Pernah sesekali pemerintah menuntut kenaikan gaji di TKI di negeri malaysia, di tanggapi dengan alasan yang cukup jelas oleh pihak yang bersangkutan, 

Mengenai gaji untuk tenaga kerja di negeri tempat bekerja terbilang cukup tinggi karna laju inflasi di negara tersebut tidak tinggi seperti di indonesia, jadi sebesar apapun gaji mereka tetap tidak akan memuaskan apabila gaji itu di pergunakan di negara asalnya. Terang pak subur dari pihak LTSP.
Minggu, 15 Februari 2015 0 komentar

Flowerboy Next Door (Resensi Film)

 
mlatimerridley
Kisah ini memang di angkat dari film korea,ceritanya tidak seru, tapi syarat akan makna. Film ini menceritakan tentang seorang gadis lugu yang amat tertutup hidupnya dari kehidupan ramai di jantung negara korea seoul, akan tetapi dia memiliki kemampuan luar biasa dalam menulis, hidupnya hanya untuk menulis semenjak taruma masa lalunya yang tak bisa ia lupakan hingga bertahun-tahun.

Kisah drama korea memang banyak di gandrugi oleh anak-anak muda zaman sekarang, tetapi ada banyak orang juga yang tidak hobi karna alasan terlalu banyak episodenya, gimana tidak satu episode saja sudah memakan durasi satu jam lebih, apalagi sampai belasan episode.

Gadis itu sangat indah ketika dia menyisir rambutnya, berjalan dengan menundukkan kepala, dan membiarkan rambutnya melambai tertiup angin musim dingin. mantel musim dinginnya yang sederhana hanya mampu membuatnya anggun namun tak cantik bila di lihat sekilas. Dia gadis yang sangat mahal untuk di lihat wajahnya, lelaki yang mencintainya harus tahan menahan rindu bila ingin melihat sosok anggun itu.

Hidupnya hanya di gunakan menulis, tetapi dia melakukan itu demi kebutuhan hidup yang harus di tanggungnya sendiri, hidup sebatang kara dengan telanan batin yang tak kunjung sembuh, sehingga dirinya hidup sendiri di sebuah apartemen sederhana gold asean.


Ia bisa dikatakan wanita lemah yang tak bisa tahan uji dengan cobaan hidup, sehingga ia memilih untuk hidup dengan dunianya sendiri, orang tuanya sejak ia masih kecil sudah bercerai dan masing-masing telah menikah. Hidupnyapun luput dari perhatian, ia di asuh oleh neneknya yang sudah tua renta. 
kdramarecaps


Satu kotak susu di pagi hari di temukannya selalu di sertai dengan sehelai kertas kuning dengan tulisan rapi di atasnya menandakan masih ada orang yang peduli dengan kondisinya di dunia kecil dalam  apartemen nomor 402.

Ia sama sekali tak peduli, jangankan hanya sehelai kertas, terkadang bertutur sapa dengan orang lain pun ia teramat gugup, seakan orang yang menyapanya akan mencerca hidupnya seperti dulu lagi, ia teramat berhati-hati dalam bertutur kata, menjawab seadanya dan berjalan keluar kamar jika kebutuhan hidup sehari-harinya telah habis.

Film ini begitu menguras perasaan, ketika ku lihat dalam cerita ini membicarakan tentang  trauma masa lalu bisa membuat seseorang menjadi sangat terpuruk di mata banyak orang, namun sejatinya hidup dengan dinding-dinding kamar apartemen yang kecil dengan irama tetesan air dari wastafel kamar mandi mampu menjadi teman sejati dan nyaman untuk ia gauli.

Memori menyakitkan itu memang sangat sulit untuk di lupakan apalagi bekasnya masih ada, kisah menyedihkan itu di mulai pada saat ia kelas dua SMA, ia bukan dia yang sekarang, ia dulu begitu periang, penuh canda tawa, dan gadis yang sangat setia dengan persahabatan. Mempunyai satu sahabat baginya sudah cukup membuatnya berani menantang dunia.
forumindowebster


Tapi kisah bahagianya menjalin persahabatan berujung duka mendalam yang ia bersumpah tak kan terlupakan sampai akhir hayat. Menanggung mau, cercaan dari satu sekolah hingga guru-guru membuat lidahnya dari hari-kehari terpotong sampai akhirnya ia tak mampu untuk berbicara bahkan senyum manisnya hilang.

Fitnah itu datang dari sahabatnya sendiri, yang sangat dekat dan sangat ia cintai, teganya dia mengatakan bahwa perempuan yang teramat mencintainya itu, yang hatinya telah tulus mendengarkan cerita-cerita hidupnya sepanjang hari mampu berkata hina di depan semua orang.

Ia mengatakan gadis lugu itu telah melakukan hubungan terlarang dengan guru sastra tampan di sekolahnya, sebabnya bisa terbilag kecil, hanya masalah terbakar api cemburu, padahal perempuan lugu itu hanya mendapatkan perhatian lebih karna kemapuannya menulis sastra indah. 

Dan pada akhirnya guru sastra itu di pindahkan ke sekolah lain, hal itu menambah beban batin dan rasa bersalah teramat dalam pada diri si gadis. Dari semenjak itu kepercayaan dirinya hilang, lidahnya telah terpotong habis sehingga ia menjadi si bisu cantik. Ia tak lagi setia dengan persahabatan melainkan jijik melihat orang-orang yang coba mendekatinya.

Sampai tamat sekolah, ia bekerja sebagai editor media handal, gajinya sederhana, tapi lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhannya seorang diri. Apartemen  sederha di bilangan gold asean menjadi tempat kerjanya, dan tidak bertemu dengan seorang pun adalah syarat ia bisa menerima pekerjaan.

di dalamnya banyak terdapat buku yang tersusun rapi mengelilingi sudut ruangannya yang kecil. Di kamarnya banyak terdapat poster-poster tempat liburan indah, sperti pantai terindah di wilayah korea, jembatan gantung panjang, menara-menar tinggi dengan ornamen indah sampai pada film dokumenter bercerita tentang liburan mengasikkan ia koleksi secara baik. 

Lebih dari itu ia sejatinya memimpikan banyak hal yang belum mampu ia lakukan sampai detik di mana ia hidup sekarang. Dimana ada dua lelaki yang hadir di hidupnya menjadi penjaga rahasia jika sewaktu-waktu ia membutuhkan pertolongan. Namun tetap ia tidak peduli.

Gadis keras hati tapi di dalamnya sangat lembut, sahabat yang dulu membuat hidupnya hancur telam lama mampu ia maafkan dan menerima kembali uluran tangannya, tapi baginya luka adalah luka, cacat itu masih membekas. Hingga datang seorang yang mampu membuka hatinya sampai berhasil membuatnya menyunggingkan senyum di wajah indah sang gadis.

Laki-laki yang rela berkorban banyak tanpa harus menerima tanda kembali. Ia hanya butuh sambutan cinta dari sang gadis sampai waktunya ia harus keluar dari ruang sempit dengan dentingan air sebgai penggembira, dan mampu mengunjungi tempat liburan sesuai dengan petunjuk poster di dalam kamarnya.
xandddie.wordprees


Contoh sederhana adalah dua laki-laki tampan yang memperebutkan perhatian si gadis, satunya adalah pembuat komik bertemakan gadis terkurung di dalam kamar sampai gambarnyapun terinspirasi dari wajah si gadis, dan yang satunya lagi adalah pembuat game terkenal, yang permainan katanya mampu membuat si gadis menyukai alur hidupnya. Di sentuh dengan ketulusan itulah kuncinya.

Cinta itu begitu tulus, tak butuh kemewahan hanya butuh ketulusan dan kesedehanaan. Mencuri hati seseorang tidak harus dengan di paksa-paksa, tetapi di dekati dengan hati-hati dan pelan-pelan, hingga perasaan itu sampai ke hatinya dengan nyata dan jelas. Mampu mengubah adalah buktinya. 

dan tidak selamanya hidup dengan mempunyai banyak teman itu menyenangkan di menurut sebagian orang, biasanya orang yang seperti itu adalah orang yang ingin hidup tanpa beban, ia memilih hidup sendiri bukan berarti ia sedang berlarut-larut dalam kesedihan, namun hidupnya ia bangun sendiri dengan dinamika yang lebih unik daripada kebanyakan orang yang sangat suka kehidupan pribadinya ingin di ketahui oleh orang banyak. 
xadddie.wordprees


kebiasaan hidup sendiri lama-kelamaan mungkin berakibat pada kejenuhan bagi orang yang tak terbiasa, tetapi hidup sendiri mempunyai banyak arti jika kita sangkut pautkan dengan cerita di atas, ia tenang dengan dunia yang ia bangun sendiri, tanpa harus mencari informasi ke sana kemari, bergaul dengan banyak orang, hidup itu memang butuh seperti itu, karna manusia tidak bisa hidup sendiri, hanya saja kadang-kadang manusia butuh kesendirian, ketika orang lain menghianatinya.
 
Pada akhirnya kebahagiaan itu datang setelah bertahun-tahun hidup dalam kesakitan akibat cacat itu. Film itu berjudul flowerboy neingdoor. Aku teramat tersentuh dengan cerita ini. selamat menonton...!!! semoga harimu menyenangkan.
Rabu, 11 Februari 2015 0 komentar

Permataku Yang Hilang

 
duniapuisi12

Sebuah kesanggupan

Tercermin dari matanya
Turun ke dadanya
Tak terlihat dengan telanjang mata
Tapi dengan mata telanjang pun bisa

Labing-labing gelap dengan pesona masjid
Al-ayyubi turun dari sela gang dolly
Minta satu..tahun akan segera berganti
Bergilir-gilir dengan kemudi bobol

Kesanggupan tak jadi pilihan
Ikrar tak jadi masalah
Ketepatan bukan sebuah janji tuhan
Bukan ketulusan tapi kebirian

Semenjak tumpah air dari ketuban berdarah
Mati matian dengan erangan 
Aku ingin tuli seketika
Membayangkan masa akan bertindak atasnya

Jangan di buai manis, pahitpun salah
Tali temali panjang semoga tak terputus di tengah jalan
Aku pun berderai dengan penuh bangga
Melankolis mengalir dari nadi-nadi penuh semangat
Mimpi apa aku semalam, mendengar azan itu pertanda kesanggupan

Kepala mahluk lain

Seperti hawa di sore ini
Tulang terasa remuk dengan cuaca yang kian tak menentu
Rinai-rinai gerimis tak terasa akan terjun
Mahluk apa yang terlihat seperti titik hitam di karpet hijau nan luas itu
Dia berjalan umpama semut

Tergesa-gesa melebihi kekuasaan langkahnya
Sangkakala akan segera tiba
Lebih indah pajar kiranya daripada senja
Lebih rekatkan kaca mata pemberian tuhan
Kini malah kabur saking dekatnya

Dia sambungan dari kerangka-kerangkaku
Tubuhnya indah,lebih menarik dengan kuku-kuku kakinya yang hitam
Bau keringatnya amat ku kagumi, seperti bau keringatku sendiri
Dia baru kembali, matanya terlihat sayup

Dia seumpama pemburu
Sasarannya tak tepat ia pun merengut
Karna panahnya penentu nasib kami di rumah


Wajah hijau pucat

Sesuai dengan masa kini
Wajah hijau telah menjadi wajah merah
Tembok-tembok pembatas sebenarnya telah lama gembur
tinggal tunggu elusan tangan si patung mulia 

yang telah raib,bayangan tanpa jasad
Bintang dibarat dengan hikmahnya di timur
Elusan sentuhan sinarnya lemah dibarat tak terkalahkan ditimur
Duduk si awam dengan mata terpejam

Hanya tau alif dan ba’ saat dulu dibangku madrasah
Wajah-wajah tak berdosa
Murni jernih bilang si dia
Hanya tau dan menempati wadah, tak tau menahu hakikatnya apa.
Atap langit terasa sudah tak sejuk lagi di waktu malam

Tak ada jawaban, doapun terasa sudah tak terijabahkan
Dia bilangg…. Itu yang benar, situ yang durjana .
Bilang saja daku bulu-bulu halus keluar dari pakaian yang tak pernah di setrika ulang
Aren yang ku sadap tak manis lagi ketika berhadapan dengan gula

Tak murni lagi seperti buatan yang di anggap kamil
Geram daku….
Aku bukan tanah bau tak bertuan
Jika saja tembok gembur runtuh dengan sendirinya
Bukan dengan sebab kau duhai maulanaku tercinta…!


Kehilangan



Ku tanam seribu mutiara di tengah gundukan pasir yang besar
Atau mungkin ku pintal benang tuk ku bentangkan ke arah cahaya yang terang
Berharap esok ku temui utuh, dengan tak satupun lapuk ataupun menghilang
Itulah salah satu alasan kenapa ku tanam di pasir, bukannya tanah.
...
Agar ku tak sampai menggali, cukup hanya dengan terpaan angin
Itulah salah satu alasan kenapa ke tempat yang terang agar tak terjangkau gelap
Di saat ku sebut namamu dalam redupnya nyala lilin
Selalu ku ikut sertakan bayangan keagunganmu datang menyambut langkah_langkah penuh ketulusan

Nirwana yang kau janjikan begitu sangat jelas,namun remang bagi mata rabunku
Akankah bisa kulihat jelas jika mutiara yang ku tanam telah hilang satu persatu.
Tak sanggup lagi menerangi langkah-langku menuju keagunganmu
Layaknya keledai tertinggal kuda-kuda putih

Siapa daku yang mengharap sinar rembulan selalu menuntunku ke tempat abadi penuh keindahan
Tak sanggup lagi dadaku berdebar sembari memikirkannya
Ku pinjam saja bulu mata lentik bidadari tuk menutupi pandanganku dari segenap kerusuhan




Mawar palsu

Bila saja waktu itu sesiapa pernah berkata
Datang waktunya bunga mawar yang merahnya dari darah
Yang ranumnya dari wewangian
tangkainya dari sapu lidi

Dan lambaiannya dari kertas lemas
Biar saja sesiapapun tertipu
Sang penggemar pun bisa curiga
Bunga mawar palsu

Tapi mana mungkin aku tertipu,
Mataku tercipta untuk menelanjangimu
aku harap kau mesti waspada,
patah tangkaimu,

ayunan pesonamu sudah tak menarik lagi
Jangankan mataku, mata rabun pun tahu kau sudah tak menawan
Musnahlah, biar ku tanam kau di tanah abadi
aku basuh darah di warnamu sehingga menjadi putih

Hingga kau tak butuh daun untuk menambah pesona…
Setelah itu kau boleh bangga , tunggu penghisap harummu yang ranum
Bukan wewangian buatan lagi  yang kau punya wewangian diriku yang sebenarnya kau dambakan ada padamu sejak dulu



Abituren tak setia

Seorang bertengger  di balik batu sebesar gunung.
Ibarat liliput  yang dulunya besar, kini kerdil,kucil,kumal.
Menatap ke atas tanpa sepatah kata..
Dimana daku di mana kiranya sepatu baruku.

Kini ku tak bisa berjalan,jalanan becek,kakiku bernanah,berdarah.
Tak kuat lagi ku kenakan sepatu.
Dulunya kalbuku terisi penuh dengan mutiara-mutiara karomahmu
Tak sempat terpikir melirik yang tak perlu di lirik

Seakan ku lihat keranda mayatku telah di persiapkan sebelum tiba ajalku.
Aku takut.......!!!!
Dulunya  petuah-petuahmu tak sampai jatuh,terlupakan
Melainkan segera ku tunaikan, ku anggap ranting sabda-sabda nabiku
Di sini, kau terasa jauh...!! seakan rasanya tercoreng dari barisan para abituren-abituren setiamu.

Ku tata kalbu, ku buka wasiat sebagai lem perekat kalbu. Kalbu yang sedikit bernanah.
Tak sempat ku obati dengan sekedar membaca petuah berhargamu..
Semoga batu besar itu tak digelincirkan longsor ke arah ku.
Sebelum tubuh liliputku membentuk gerakan manuver menuju ke arah mu.

Semoga keranda mayatku belum waktunya terisi
Sebelum kaki bernanahku menemukan sepatu baruku.
dan semoga masih ada tersisa sedikit ruang dalam barisan abituren abituren itu.
Senduku akan menghilang
Kesepianku akan lenyap
Ketika akan ku pijakkan kaki di kota damaimu.



Penasaran

Ku habiskan nafasku tuk mengisi ruang kosong di dadamu
Bukan dulu saat bersamamu,
 yang ku maksud kini saat semuanya ku babat habis
Sebait demi sebait kata ku rangkai, 
tapi bila telah jadi ingin ku sobek mulut jahannam yang berani beraninya merangkai kata-kata sedemikiannya untuk dirimu

Ku benci, muak,
jika saja ruang kosong di dadamu tak pernah ku isi dengan separuh nafasku
Jika saja malam-malam yang dingin tak pernah mengantarkan jasadmu padaku
Jika saja ku tau tabir-tabir mimpimu tak pernah ku singkap dengan derai air mataku

Aku tak kan semenderita ini, membiarkan sang pengemudi di dalam diriku tak tau arah
Yang kau wariskan hanya pagar-pagar pembatas
Mata jalang penuh birahi dengan mata selembut selendang sutra
Mana yang kau pilih, atau tepatnya mana yang termasuk dirimu...

Kulihat dirimu malang
Kulihat dirimu seakan-akan terbang ke awan
Kulihat dirimu kini lebih dari sebelumnya
Terkadang juga tidak

Ku lihat dirimu seperti bungkus kacang terlipat-lipat kemudian di buang pemiliknya
Kulihat liurmu keluar melewati leher
Tidak, semuanya salah
Karena aku sendiri tak lebih dari angin lewat
Yang melihat dan bisa menerka dirimu dalam sekejap
Jika saja semua itu benar. 

Semangat murahan

Di panjangnya jalan menuju keterangan sebuah pernyataan
Ku pejamkan mata,mengharap ku sampai tanpa harus tersandung ibarat si buta
Minat bercampur dengan gairah

Sementara kemampuan ku hanya bisa meleburkan batu cadas
Bukanlah suatu ayal jika bunda tak menghendaki persetujuan,
Ku harap jalan semakin panjang ketika ku tapaki
Agar lelahnya bisa kunikmati

Dan suksesku dapat medali
Ku harap matahari tak memberi cahaya pada mata meskipun terpejam
Padahal gelap,sangat gelap, tapi karna semangatku terasa ada sedikit masuk terang
Ku rasa kakiku kesemutan,

Sebelum akhir tujuan
Tunggu akuuuuu
 Sejatinya inilah diriku, tak bisa melihat bukan karna tak sempat membuka mata
Tapi memang mataku buta untuk  jalan yang panjang ke sana
Untuk sementara



hanyut

Ku ingin mengalir.....
Mengisi telaga yang kering namun terlewati
Ku ingin mengalir.....
Berhenti di tiap tong kosong yang berwadah tinggi
Ku ingin mengalir.....
Sesuai dengan hukum air,
menuruni pipa-pipa  rendah yang tak mungkin menanjak naik
ku ingin mengalir.....
sebesar aliran air terjun terbesar yang pernah ada
ku ingin mengalir.....
deras, namun tak satupun mata kumbang terhanyut
ku ingin mengalir.....
melambai indah dengan dekapan si pemujaku
ku ingin mengalir.....
tanpa akhir mengerikan, bila kau yang terhanyut bersamaku
penuh sesal jika tak menemukan arus tuk kembali
 


Surga simpanan kelabu

Sendu bertiarap di bilik
Air bening meleleh membentuk bundaran-bundaran kecil
Gurun pasir lembut siaga terpaan angin
Bingkisan berbau amis di jumput tangan kelingking

Terseok seok langkah dengan ayunan berirama dramatis,,
Langkahnya terhenti
Mata pucatnya melihat lipatan-lipatankertas lusuh,tak lain lidah nabi
Tak pernah terlirik, ada yang terjilid tak rapi.
Klakson-klakson mengejutkan dari lingkaran bulat di ujung kubah putih

Tak kan memalingkan irama sandal jepitnya
Inilah ilalang yang kehilangan tangkai keras patah tersipu terik matahari
Binaan bkiduan yang tak luput dari rahim semanis gulali
Tapi keluar dengan tunas tajam sekaligus pahit

Kau yang tertidur di sana, beralaskan gambar-gambar ka’bah dan menara-menara masjid
Dentuman lonceng tak mengedipkan mata lelapmu
Namun irama seokan langkahnya mampu membuatmu terbangun dari mimpi hasil ramuamu
Dia pulang membawa derita untukmu

Sebelum langkah-langkah nya berirama , telah tersimpan lebih dulu instrument dari gelas-gelas kaca yang dicipta sendiri .
Kemudian kau sambung lidah kotormu dengan lidah nabi
Ketika kau lihat matanya garang, kau mainkan mata sendu penuh wibawa
Kau diakui terlalu mengerti
Jika begitu, jangan kau buat suga simapanan kelabu di hidupmu


Pualam busuk

Tak banyak yang kau ketahui
Tak banyak yang pernah kau gali
Tiba-tiba telah sampai di puncak
Ter  ter ter ter ter

Akarnya saja belum kau ketahui
Kau pasang muka monyet
Penuh bulu lebat mengerikan

Kenapa kau lakukan itu duhai rembulan
Sementara wajahmu terbiasa terpampang
Diantara bingkai-bingkai pualam
Dayaku sudah tak mampu membuatmu mengerti

Yang kau sisakan tak lebih dari sekedar faham yang tak sepenuhnya
Kau pahami
Sedang aku disini........
Bagai kertas kardus lapuk terkena limbah penuh lumpur
Terpelanting jauh karna ulah mu
Namun setidaknya ku bersyukur tak sempat melihat
Tampang monyetmu saat itu.


Si botak

Silang contreng di lembaran dalam map merah pagi itu
Mata sembab buatan memerah ke semua sudut.
Tergesa-gesa dia potong lidah nabi
Lentera-lentera suci itu seakan redup
Tensi darah mereka mulai berkurang

Kokok ayam tadi pagi tak lebih dari irama pembual
Fajar seperti itu lebih indah menatap selokan daripada kabut bawah gunung
Kosong…….
 sapi gemuk tak berisi susu manis
sumpah mati, ingin ku cabuti uban di kepalamu yang botak
kata pengantar di karyamu bohong...

seandainya deretan gelar tertulis dengan tinta putih
tak ku tutup indraku dari hingar bingar rendahan
tinta-tinta habis dalam map merah
footnot berharga dengan tinta abu, saru.

udara panas sekitar dompet tebal menghanguskan lilin-lilin yang belum menyala
ku saingi roda gemukmu dengan punyaku yang payah
 ku acungkan jempol
di atas sana,merah putih…
kakiku terus mengayuh di bawah kaki-kakimu


 

 
 
;