Sabtu, 23 Juli 2016 0 komentar

Seperti Dendam Rindu Harus Dibayar Tuntas

Seperti dendam, rindu harus dibayar tuntas

Penulis : eka kurniawan
Penerbit : PT gramedia pustaka utama
Jumlah halaman :242


Eka kurniawan lewat novel ini membuatku merinding, sekaligus geli. Dari awal sampai akhir novel dengan sampul hijau terang membuatku berhayal dan turut berkecimpung dengan kemaluan seorang ojo kawir, sang peran utama dalam novel ini. Sederhananya ku ceritakan kepadamu ini bukan hanya tentang kemaluan yang tak bisa berdiri. Tapi menurutku kemampuan eka mengemas suatu permasalahan alot negeri ini, dan sedang tenar menjadi trend orang orang tanpa moral dan bermuka tebal. Yakni kejahatan seksual.

Apa penyebabnya, apa sebenarnya tujuannya, apa ada nuraninya kalau bahasa orang yang menyaksikan kekejian tersebut, apa mungkin bisa dimaafkan? Jika kamu membaca buku ini, kamu tak akan sepenuhnya membenci para penjahat itu. Ini tentang transeden rasa dan kenyataan. Hayalan penguasa tak hanya sebatas idealnya seperti apa, tapi seharusnya mengapa.

Karna rasa hanya pribadi saja pengukur pasti, tak akan bisa orang lain. Seperti mimpi basah dan hasrat ojo kawir saat berusia belasan tahun. Dirinya dan sahabatnya toket berjanji tak akan pernah mempergunakan sang burung kepada wanita lain selain istrinya kelak. Namun ia terkungkung dengan rasa penasaran saat melihat pak kades bercumbu dengan istrinya.

Si toket si sahabat kebetulan menemukan kasus seorang wanita gila yang ditinggal mati suaminya. Suami wanita itu adalah seorang mafia. Dirinya terbunuh dengan beberapa tembakan saat bercinta dengan rona merah, wanita yang akhirnya ditenukan gila oleh si toket.

Hingga pada suatu kesempatan ia mengajak ajo kawir mengintip wanita gila itu mandi. Tubuhnya cantik meskipun sering berak disana sini. Hasrat bocah belasan tahun digambarkan edi sangat membara, menemukan klimaks di setiap ada kesempatan dan dinikmati dengan segala cara. Tapi na'as ojo kawir dan sahabatnya bukan menikmati tubuh rona merah, akan tetapi menyaksikan kebiadaban. 2 orang polisi menyetubuhi wanita gila itu dengan cara sadis. Bergiliran bak makanan lezat di atas meja. Ojo kawir ketahuan mengintip dan akhirnya dipaksa melakukan hal yang dilakukan oleh kedua polisi tersebut. Di saat itulah kemaluan ojo kawir tidur untuk waktu yang sangat lama. Trauma dan mati rasa dengan perempuan dan hasrat.

Ojo kawir tak putus asa. Ia tetap menjalani kehidupannya dengan normal walau tanpa kemaluan yang bisa berdiri tegak, ia mencintai dan dicintai perempuan yang dy inginkan. Namun perempuan tersebut, iteung, digambarkan oleh eka seperti kebanyakan wanita sekarang, ia sudah banyak makan asam garam dengan laki laki di dunia seksual kendati usianya masih dua puluhan tahun. Iya menerima ojo kawir tanpa melihat kemaluan yang tak bisa bangun itu. Namun tuhan menghukumnya, perasaan tersiksa berumah tangga tanpa kebutuhan biologis dari suaminya membuat kelam rumah tangga mereka.

Iteung hamil dari sang mantan, membuat ojo kawir murka dan memilih hidup sebagai supir truk, ia putus asa, sudah tiga belas dukun tak bisa mengobati penyakitnya, bahkan pernah ia mencoba memotongnya dengan kapak tapi toket mampu melerai.

Saat menjadi supir truk dan iteung masuk penjara krna membunuh mantan yang menghamilinya. Ojo kawir memilih tidak ingin  lagi memikirkan maslah burung. Dunia yang keras dan penuh dengan bunuh membunuh ia tinggalkan. Kemampuannya yang jago berkelahi dan pernah membunuh preman sangat disayangkan oleh mono ompong pemuda belia sang kenek truk. Ojo kawir berfikir mungkin saatnya ia memilih dunia sunyi seperti dunia burung miliknya. Ia tak pernah bangun, tak tergoda dengan kenikmatan, ia tidak mati dan dia tidak juga terlalu hidup. Setiap tindakan salah ojo kawir selalu bertanya kepada burungnya, apa aku pantas melakukannyà?

Dan orang sekitar ojo kawir demi mengetahui permaslahan burung ojo, Berfikir jika ojo kawir bisa membunuh dua orang polisi yang pernah memaksanya menyetubuhi rona merah maka burungnya bisa bangun dan segar kembali. Tapi nurani ojo kawir tak bergeming. Ia tetap memilih dunia sunyi sesunyi dunia si burunģ tanpa kehangatan dan intrik.

Hingga akhirnya datang seorang gadis bernama jelita, ia mampu membuat ojo kawir mimpi basah, walaupun tubuh jelita jelek, dan sama sekali tidak pernh di lirik para supir truk kesepian. Dunia pelacuran supir truk tak pernah ia gauli oleh ojo kawir, bahkan jari jari tangannya tak mampu ia mainkan pada kemaluan wanita lain selain kemaluan istrinya iteung.

Dimimpinya si burung akhirnya bisa bangun, dan untuk pertama kalinya wanita jelek itu yang mendaptkan kepusan dari ojo kawir. Bukan istrinya. Iteung pulang dari penjara akan tetapi meneruskan misi selanjutnya yaitu membunuh kedua polisi yang menyebabkan burung suaminya tidak pernah bangun. Dan saat burung ojo kawir pulih, iteung masuk penjara lagi.

Novel ini mengajarkan tidak ada hidup layak untuk orang orang yang mempelajari dan mengajari sesuatu yang salah. Pembalasan tak hanya datang dari sebuah karma, namun juga pembenaran hati sendiri, pemahamannya kadang hati diikuti hasrat lebih condong kepada kesalahan bukan pada kebenaran. Dan eka berceramah lewat kemaluan.
 
;