Sabtu, 31 Januari 2015 0 komentar

Kampus Akademis Bermuatan Politis



 
berdikarionline
 Kampus sebagai sarana pembelajaran bagi insan yang haus akan dunia keilmuan dengan mengemban tri darma perguruan tinggi yakni penelitian, pengembangan, dan pendidikan belakangan ini telah di warnai dengan praktik politik praktis. Di setiap kesempatan hanya ada pengelompokan atas nama kepentingan politik, kesukuan, keormasan dan golongan.

 Gerakan aksi bayaran cukup dengan  sogokan rokok batangan dan nasi bungkus warungan dengan taktik yang tak bisa di baca, berkedok membela kepentingan bersama menjadi tak asing lagi di IAIN mataram. Jika di ajukan fakta yang menarik tapi tak lagi menarik jika di pandang  dari omongan-omongan tak becus dari megafon. Terlalu banyak retorika tanpa memahami dinamika, lagi-lagi di warnai dengan sikap yang tak beretika.

harusnya dengan mulainya tahun ajaran baru dan pemilihan rektor baru di harapkan mampu untuk mendorong IAIN Mataram menjadi salah satu perguruan tinggi yang lebih baik, terlebih untuk perwujudan IAIN menjadi UIN.

Pelantikan rektor untuk perguruan tinggi islam di Jakarta sudah lama berlalu, tapi untuk rector IAIN mataram belum, dengan PGS rector Dr Nashudin, kemelut kampus semakin tak terelakkan.  Penuntutan agar rector definitif segera di lantik, aksi yang di lakukan oleh SOMASI mulai dari kejaksaan, polres mataram dan kampus I IAIN mataram. Jika demi kepentingan bersama kenapa kita tidak bisa duduk bersama untuk menyelesaikan permasalahan yang ada.

Isu ini terlalu krusial di banding dengan isu WC rusak yang lama tak di perbaiki oleh lembaga, kenapa untuk sebuah WC rusak di berondong masa yang begitu banyak dari kelompok  kawan-kawan yang mengaku pro terhadap kebijakan kampus yang bersih. Tentunya dengan atribut lengkap sebagai ciri khas dan tanda pengenal, kenapa sekarang pergerakan itu mati, dan terkesan menentang aksi kawan lain.

Keadaan hari ini menjadikan harapan yang selama ini di impi impikan menjadi jauh dari pandangan, bagaikan pungguk merindukan bulan. Tak ayal jika isu hangat tentang transformasi IAIN sebagai UIN banyak di tanggapi tidak serius dari berbagai kalangan. Mulai dari mahasiswa, akdemisi, maupun pejabat kampus.

Persepsi masyarakat yang  dulunya beranggapan perguruan tinggi adalah tempat strategis untuk mengajarkan moral, akhlak dan kajian keilmuan kini berganti dengan pandangan miring sesuai dengan fakta yang terjadi, kasus penyelewengan dana bantuan, korupsi dana proyek bangunan, sampai kasus pencabulan menjadi suatu yang sudah biasa.

indonesiabicara


Keadaan kampus yang kini di warnai dengan berbagai prilaku dan peristiwa yang dari hari ke hari menimbulkan berbagai pertanyaan, hususnya dari mahasiwa, kapan pelantikan rector baru?? Apa ada perpanjangan untuk pembayaran spp?? Rector saja belum di lantik?? mahasiswa galau di buat..

Belum lagi dari pihak dosen, yang gaji mereka tertunda selama beberapa bulan, ikut ikutan bersuara sampai pada penyegelan ruang rector. Kenapa harus seperti itu.

Pengangkatan PGS Rektor tidak sesuai prosedur katanya, karena di tanda tangani oleh sekjen kementrian agama (KEMENAG) pusat, sementara masa IAIN Mataram terus terusan melakukan aksi. kemungkinan besar pelantikan rector definitive di tunda karena aksi tersebut, pendapat dari salah seorang mahasiswa.

Bisa saja di lakukan pemilihan ulang jika pelantikan terus di tunda mengingat pensiun untuk rektor baru jatuh pada bulan maret, sementara proses penggantian PGS Rektor Nashudin selama 6 bulan. Dalam surat kuasa PGS Rektor akan berhenti dengan sendirinya apabila rector definitive di lantik.

Pergantian masa jabatan rector sekarang ini tidak jauh berbeda dengan pergantian rector dulunya, masih di warnai dengan aksi dan penuntutan. Tak kalah hebohnya di tambah lagi dengan dampak yang di timbulkan. Seolah menjadi kebiasaan. Saling jegal ketika kalah tanding, bermain demi kepentingan pribadi. Sulit di baca tapi sangat mudah di tebak.

Masalah moral, masalah ahlak, biar kami cari sendiri.
Urus saja moralmu, urus saja ahlakmu
Peraturan  sehat yang kami mau

Lagu iwan fals di atas sangat sesuai jika kita ingin mengembalikan  suasana kampus yang ideal, memang berbicara kepentingan tak bisa kita samakan untuk sebuah masalah, tetapi untuk membangun sebuah budaya yang baik, mengembalikan marwah institusi IAIN Mataram sebagai perguruan tinggi adalah salah satu solusinya, dengan sama-sama menyadari kepentingan golongan itu tidak penting, tetapi tujuan dari golongan itu saya yakin sama dengan golongan-golongan yang lain. 

Minggu, 18 Januari 2015 0 komentar

Sebuah Kesanggupan‬



yahoo

Tercermin dari matanya
Turun ke dadanya
Tak terlihat dengan telanjang mata
Tapi dengan telanjang matapun bisa
Labing labing gelap dengan pesona masjid
(Baca juga, Sebuah Umpatan)

Al ayyubi turun dari sela gang dolly
Minta satu tahun agar segera berganti
Bergilir gilir dengan kemudi bobol
Kesanggupan tak jadi pilihan
Ikrar tak jadi masalah

Ketepatan bukan sebuah janji tuhan
Bukan ketulusan tapi kebirian
Semenjak tumpah air dari ketuban berdarah
Mati matian dengan erangan
Aku ingin tuli seketika

Membayangkan masa akan bertindak atasnya
Jangan dibuai manis,pahitpun salah
Tali temali panjang semoga tidak putus ditengah jalan
Akupun berderai dengan penuh bangga

Melankolis mengalir dari nadi penuh semangat
Mimpi apa aku semalam
Mendengar azan itu bertanda adanya kesanggupan...

0 komentar

Terimakasih Bunda



yahoo

At-taqwa ha huna
Puncak dari segala kesakitan
Tenang dari secuil kenikmatan...
Penghibur dikala duka jauh dari kelezatan.

(Baca juga, Kerudung Hitam Fatma)

Nikmat tak patuh dengan Lara...
Mimpi seakan didepan mata...
Namun tangan masih tergenggam...
Bilamana umurku panjang.

Tak jua ku sebut satu impian...
Setidaknya ku renggut luka dari asa terperikan..
Aroma surga mulai datang,
Berkat ridho yang diikrarkan semenjak semalam...
Terimakasih bunda
 
;